Social Icons

Kamis, 24 Desember 2015

Pengakuan Dunia terhadap Nabi Muhammad (#1)

Pengakuan Dunia terhadap Nabi Muhammad

Bagi seorang muslim, Nabi Muhammad adalah manusia termulia yang maksum (tidak berdosa), orang yang menyebarkan risalah yang dengannya membawa manusia dari kegelapan menuju cahaya keimanan.

Umat Islam sangat menjunjung dan mencintai Nabi Muhammad. Salah satu bentuk kecintaan terhadap Nabi Muhammad diwujudkan dengan mempelajari sejarah beliau. Banyak buku –sejak dahulu hingga sekarang-- yang ditulis untuk menerangkan biografi beliau. Nabi Muhammad adalah orang yang paling banyak ditulis biografinya oleh para penulis.

Wajar jika umat Islam mengagungkan, menjunjung, dan mencintai beliau karena ketinggian derajat beliau. Namun, beliau tidak hanya diakui oleh umat Islam saja. Orang-orang di luar Islam, yang mempelajari sejarah hidup beliau, banyak yang mengakui kehebatan beliau, baik dalam mengurusi masalah agama umat, maupun masalah keduniaan dan kekuasaan.

Berikut ini beberapa perkataan para tokoh dunia terhadap kehebatan dan kemuliaan Nabi Muhammad.

Sejarawan Eropa, James A. Michener, dalam makalahnya yang berjudul “Kepribadian Luar Biasa” mengatakan, “Muhammad dengan kepribadian yang luar biasa telah memperbaharui revolusi di Jazirah Arab dan di semua dunia Timur. Dia telah menghancurkan berhala dengan tangannya, dan mendirikan agama abadi yang mengajak keimanan kepada Yuhan yang Esa.”

Seorang filosof Perancis, asal Cardiff berkata, “Sesungguhnya Muhammad adalah nabi yang menerima wahyu dan beriman. Tidak ada seorang pun yang mampu mencabutnya dari kedudukan yang tinggi. Sesungguhnya, semangat persamaan dan persaudaraan yang dibangun oleh Muhammad di antara anggota umat Islam diterapkan secara nyata, bahkan oleh Muhammad sendiri.”

Pemikir sekaligus filosof besar asal Rusia, Lev Nikolaevich Tolstoy, dalam bukunya Siapa itu Muhammad mengatakan, “Sesungguhnya Muhammad adalah pendiri agama dan seorang rasul. Dia termasuk manusia agung yang mengabdi kepada kemanusiaan dengan pengabdian yang tinggi. Dia sangat layak dijuluki sebagai orang yang memberikan pentunjuk kepada umatnya dengan bimbingan menuju cahaya kebenaran, menjadikan umatnya berhasil mencapai ketenangan dan keselamatan, membiasakan hidup zuhud serta melarang mereka menumpahkan darah dan mempersembahkan pengorbanan manusia, juga membukakan jalan bagi umatnya mencapai kemapanan dan peradaban. Dia adalah pekerja keras. Dia adalah pribadi yang penuh dengan kekuatan. Orang sepertinya pantas untuk dimuliakan dan diagungkan.”

Seorang filosof ternama Inggris, Thomas Carlyle, dalam bukunya Para Pahlawan dan Dedikasi Kepahlawannya memuat satu bab khusus yang membicarakan tentang Nabi Muhammad. Setelah memaparkan analisisnya dan penafsiran terhadap keagungan nabi umat Islam serta ajarannya yang luhur, Carlyle berkata, “Sesungguhnya diriku mencintai Muhammad, karena dia terbebas dari sifat ingin dipuji (riya’) dan sikap yang dibuat-buat.”

Seorang orientalis Amerika, Edward R., berkata, “Muhammad datang ke dunia dengan membawa risalah Tuhan yang Esa dan Mahakuasa, untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya terang. Maka terbitlah fajar baru yang menyingsing di cakrawala. Pada hari itu lelaki pembaharu yang agung kembali, yaitu Muhammad. Ia tidak pernah sepi dari keadilan dan kemerdekaan. Datang wahyu dari Allah kepada utusan yang mulia ini. Maka hujjah-hujjah akal yang luhur membuka seluruh mata kaum jahiliyah sehingga bangkitlah orang Arab. Padahal, saat itu mereka benar-benar tertidur dalam kegelapan penyembahan yang menyesatkan.”

Seorang penyair Perancis, Lamartine, berkata, “Apakah kalian memandang Muhammad adalah seorang penipu dan pendusta? Tentu saja tidak, setelah kita menyadari sejarahnya dan mengkaji kehidupannya. Sesungguhnya penipu dan pendusta adalah semua sifat yang dimiliki oleh orang-orang yang menyifati Muhammad dengan sifat-sifat buruk tersebut.”

Napoleon mengatakan, “Sesungguhnya Muhammad berhasil menguasai setengah dunia hanya dalam sepuluh tahun. Padahal, Nasrani melakukan itu dalam tiga abad. Saya tidak pernah melupakan bagaimana orang-orang Mesir melakukan rukuk dan sujud di tengah padang pasir, menghadap kiblat dengan tenang dan sederhana. Sesungguhnya Tuhan mereka adalah Kekuatan yang Mulia, yang tidak ada bentuk dan patungnya.”


(Bersambung ke bagian 2, insya Allah)










Disusun oleh Sukrisno Santoso
Sukoharjo, 24 Desember 2015

 

Referensi:
Al-Haddad, Mu’min Fathi. Jaddid Imanaka. Terjemahan: Suyatno. 2008. Segarkan Iman Anda. Surakarta: Ziyad Visi Media

As-Sirjani, Raghib. Uswah lil Alamin, Man Huwa Muhammad. Terjemahan: Arif Rahman Hakim. 2011. Rasulullah: Teladan untuk Semesta Alam. Surakarta: Insan Kamil

Jumu’ah, Ali. Sayyidina Muhammad Rasulullah ila Al-Alamin. Terjemahan: Irham Sya’roni & Hasan Busri. 2008. Mengungkap Dimensi Kebadian Sang Nabi dalam Perspektif Injil dan Barat. Yogyakarta: Citra Risalah



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Blogger Templates